Thailand Larang Penjualan Ganja Tanpa Resep, Fokus Kini Hanya untuk Medis

Thailand Larang Penjualan Ganja Tanpa Resep, Fokus Kini Hanya untuk Medis

Pemerintah Thailand resmi melarang penjualan ganja tanpa resep dokter mulai Kamis, 28 Juni 2025, menandai perubahan besar setelah tiga tahun melegalkan tanaman tersebut. Aturan baru ini diteken oleh Menteri Kesehatan Somsak Thepsutin dan telah diumumkan dalam Royal Gazette.

πŸ“œ Aturan Baru Penjualan Ganja di Thailand

Dalam aturan terbaru ini, penjualan ganja tanpa resep dokter dilarang sepenuhnya, dan kuncup ganja diklasifikasikan sebagai herbal yang dikontrol ketat. Toko atau penjual yang melanggar bisa dikenakan sanksi maksimal 1 tahun penjara atau denda 20.000 baht (sekitar Rp10 juta).


πŸ’Š Fokus Ganja untuk Penggunaan Medis

Pemerintah kini menegaskan bahwa penggunaan ganja hanya diizinkan untuk tujuan medis, dengan dosis terbatas untuk penggunaan pribadi selama 30 hari. Semua produk ganja yang dijual harus berasal dari pertanian bersertifikat farmasi, dan penjual diwajibkan melaporkan sumber produk ke otoritas setiap bulan.


πŸ₯ Masa Transisi & Ketidakpastian

Kementerian Kesehatan akan memberikan waktu penyesuaian bagi pelaku usaha, meski belum ada batas waktu pasti. Dalam pertemuan daring dengan pejabat daerah, banyak pihak mengaku masih bingung dengan implementasi aturan baru. Beberapa pemilik toko merasa takut dan tidak yakin dengan langkah selanjutnya.

Menurut Chokwan β€œKitty” Chopaka, advokat ganja dan mantan pemilik dispensary, aturan sebenarnya sudah ada, hanya saja penegakannya yang lemah. Ia juga menilai kebijakan ini lebih bernuansa politik dibandingkan kesehatan publik.


🧩 Konflik Politik di Balik Kebijakan

Langkah pembatasan ganja ini muncul setelah Partai Bhumjaithai, pendukung legalisasi ganja, mundur dari koalisi pemerintah. Tak lama setelahnya, aturan baru ini diumumkan. Partai Pheu Thai, yang kini berkuasa, memang sebelumnya berjanji akan mengkriminalisasi kembali penggunaan ganja.


πŸ“ˆ Dampak & Kekhawatiran

Setelah ganja didekriminalisasi pada 2022, Thailand mengalami lonjakan pariwisata dan pertanian ganja. Namun, juga muncul kekhawatiran tentang penyalahgunaan oleh anak-anak dan peningkatan kasus kecanduan. Studi dari Badan Pengendalian Narkotika Thailand menunjukkan lonjakan signifikan pengguna ganja setelah dilegalkan.

Pihak berwenang juga menyebut adanya peningkatan kasus penyelundupan ganja oleh wisatawan dalam beberapa bulan terakhir. Menteri Somsak bahkan menyatakan keinginannya untuk kembali memasukkan ganja sebagai narkotika di masa mendatang.


πŸ“£ Protes dari Pendukung Ganja

Kelompok pendukung ganja berencana menggelar aksi protes di Kementerian Kesehatan bulan depan, menolak upaya mengkriminalisasi kembali ganja dan mendesak pemerintah agar menegakkan regulasi lama terlebih dahulu sebelum menerapkan aturan baru yang membingungkan publik.


πŸ” Kesimpulan

Kebijakan baru ini menunjukkan bahwa Thailand mulai mengerem liberalisasi ganja dan mengarah pada pendekatan yang lebih ketat dan terstruktur. Meskipun kontroversial, pemerintah menegaskan bahwa semua langkah ini demi kepentingan kesehatan masyarakat dan pengawasan penggunaan ganja yang lebih bertanggung jawab.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *